Eh judulnya gitu amat ya? hihi, iya karena beneran deh aku gak gagal paham dengan yang namanya jatuh cinta pada pertama kalinya. Kalau Titik Puspa bilang jatuh cinta berjuta rasanya, maka aku bilang jatuh cinta membingungkan karena gak tau apa artinya jatuh cinta dan cinta pertama itu tepatnya seperti apa, hahaha.
Masa puber, itulah momen dimana setiap manusia akan mengalaminya di masa remaja. Ada yang bilang anak perempuan lebih dulu pubernya tapi ada juga yang bilang anak laki-laki yang lebih dulu dan ada juga yang bilang sama aja dua-duanya. Nih juga kalau dipikir beda-beda ya tiap anak remaja. Ada temen aku yang sudah duluan haid waktu SD, ada temen aku lagi yang sudah ngerti pacaran dari TK, what?!! TK?! iya TK, beneran ini juga bikin aku syok loh.
Jatuh cinta untuk pertama kalinya tidak selalu berakhir dengan berpacaran kan ya juga tak selalu berakhir dengan pernikahan. Pas SMP, aku pernah punya perasaan aneh sama seorang anak laki-laki oh ya ampuun tiap kali liat koq ya deg deg an sekali, jantung kayak mau copot, senyum-senyum sendiri. Intip-intip dia lagi ngapain jam istirahat, sama siapa, itu dari jauh aja secara kelasnya ujung ke ujung. Gak pernah berujung jadi teman dekat juga sih. Soalnya ternyata dia udah pacaran sama anak guru bahasa Indonesia, langsung angkat tangan, daripada nilai bahasa Indonesia jelek mendingan mundur cantik aja deh, hahaha. Tapi waktu itu bener deh, kayaknya memang usia puber deh soalnya aku juga merasa itu alamiah dan gak dibikin-bikin. Aku juga gak tau kenapa aku seperti itu, juga gak paham apa itu cinta pertama, masa sih itu cinta pertama, kayaknya bukan deh??
Kalau aku ingat-ingat lagi, dulu aku punya temen TK, ini koq ya dari kecil sudah agresif sama anak laki-laki, suka bergaul dan selalu teriak dan bilang aku pacarnya dia dan aku suka dia di bis antar jemput zaman TK. Ya ampun, waktu itu aku cuma bisa senyum karena mungkin aku lebih melihatnya sebagai kelucuannya sebagai anak TK dan gagal paham tentang perilakunya yang kelihatannya koq lebih dewasa dari kami umumnya.
Bahkan yang lebih mengagetkan adalah dia menjodohkan semua temen-temen di bis antar jemput itu. Dia mencarikan pasangan yang tepat semacam jadi biro jodoh gitu. Itu TK loh ya? bener-bener tak terduga dan tak menyangka kalau aku punya temen TK yang dewasanya seperti itu.
Yang bikin aku lebih bingung apa bener temen TK-ku itu bilang suka dan bilang pacaran karena dia jatuh cinta pada anak lelaki itu? apa benar anak laki-laki itu adalah cinta pertamanya? ya ketika itu, aku mikirnya ya seperti itu pastilah karena dia ngerti cinta itu apa, makanya dia bicara seperti itu. Setiap hari, setiap dijemput dan diantar bersama, setiap kami semua bertemu di bis yang sama, dia teman TK-ku itu tidak pernah berhenti mengucapkan ‘aku pacarnya’ dan ‘aku suka dia’ (dia disitu sebenarnya adalah sebuah nama tapi aku gak sebut dia siapa demi menjaga privasinya).
Setelah aku seumur sekarang ini, aku tetap tidak bisa mengerti bagaimana perkembangan psikologisnya temen TK-ku itu. Mungkin kalau aku masih dekat dengannya, akan kutanyakan langsung bagaimana dia dulu bisa seperti itu. Tapi sayangnya, ingatan semasa TK itu tidak 100 % lengket di otakku jadi aku tak ingat namanya, yang paling ingat justru perilakunya itu. Kata-kata suka dan pacar yang paling selalu diucapkannya itu berbekas di otakku sampai sekarang.
Cerita lain soal ‘my first love’ ini terjadi ketika masa SMA. Aku yang dari kampung bertemu dengan anak-anak dari berbagai daerah bener-bener buta dan lugu soal yang satu ini. Eh kalo lagi ngumpul-ngumpul temen-temen SMA-ku gak sungkan cerita kalo mereka itu sudah pernah pacaran dan itu cinta pertama mereka. Dan luar biasanya ketika mereka cerita tentang cinta pertama itu selalu terlihat berbunga-bunga dan gak pernah berhenti mengulang cerita yang sama setiap kali sedang ngumpul. Berasa malu kalau bilang gak pernah dekat dan gak pernah tau tentang cinta pertama itu apa. Daripada diketawain aku nyimak cerita mereka aja dan pura-pura ngerti aja ngangguk-ngangguk, hehehe.
Ada yang paling menarik buatku. Salah satu temen SMA-ku ini, anak laki-laki di kelas yang berbeda denganku. Kami cukup akrab setelah kenal di tahun kedua SMA. Ada kata-kata yang mengagetkan keluar dari mulutnya ketika kami sedang bercerita tentang temen-temen yang pacaran di sekolah. “aku tau dia cinta pertama dan cinta terakhirku, sejak pertama kali aku melihatnya, ada perasaan yang aneh yang gak bisa dijelaskan tapi aku tau betul itu perasaan yang nyata dan yakin itu benar”. Aku sesaat syok mendengarnya. Darimana dia bisa memahami itu semua dan bahkan yakin perasaan cinta itu benar adanya.
Salah satu temen SMA-ku itu adalah suamiku, ayah dari anakku. Aku baru tau semua itu setelah menikah dan yang dia maksud ‘dia’ saat mengucapkan kata-kata itu dulu semasa SMA ternyata adalah aku. Oh ya ampuuun, bisa ya begitu? aku juga gak tau tapi begitulah adanya. Kami pernah terpisah jauh dan pernah tak saling sapa. Aku tak pernah paham cinta pertama itu apa, bagiku saat ini cinta pertama adalah cinta yang diwujudkan menjadi sebuah pernikahan. Itulah cinta pertama bagiku. Suamiku dialah yang mewujudkannya dan dialah cinta pertamaku. Tahun 2015 ini adalah tahun keempat pernikahan kami. Thank for your first love, dear my husband.
Artikel ini diikut sertakan dalam “My First Love Giveaway” Aprint Story