Limbah Agro untuk Bangunan Masa Depan

cabin

Gambar diambil dari sini

Pernah nonton film “The Cabin in The Woods“??? Filmnya sih bergenre horror, menegangkan dan bikin kita deg deg seer…tapi tenang aja, semua bisa duduk tenang sambil nyantai karena ulasan kali ini tidak akan seseram film itu. Di film itu, terlihat bangunannya terbuat dari kayu. Kayu jadi bahan bangunan kan sudah biasa ya, semua orang juga tau itu. Kayu itu bahan bangunan idaman yang ingin punya hunian elegan tapi terasa dekat dengan alam. Masalahnya sekarang keberadaan kayu menjadi langka karena banyaknya penebangan liar (illegal logging), pembukaan lahan menjadi pemukiman karena semakin sempitnya lahan di perkotaan, pembukaan lahan menjadi lahan pertanian/perkebunan melalui pembakaran hutan. Dulu, mertua pernah punya usaha jual beli bahan bangunan, lumayan berpengalamanlah karena sudah hampir 20 tahun beliau menggeluti usaha itu. Bahan bangunan yang dijual pun beragam, pernah masuk toko bahan bangunan kan? mulai dari macam-macam kayu keras berbentuk papan, bulat maupun balok-balok, batu bata, pasir, batu-batuan dan lain sebagainya semua ada disitu. Tapi sekarang beliau sudah berhenti menggeluti usaha itu, katanya sih “kayu sudah langka, padahal yang minta kayu banyak sekali”.

Gambar diambil dari sini

Gambar diambil dari sini

Gambar diambil dari sini

Gambar diambil dari sini

Gambar diambil dari sini

Beliau saja yang sudah ujur di usaha itu ngerti banget kalo kayu sudah langka, kayu masih salah satu dari berbagai bahan bangunan yang terus semakin langka, sebentar lagi batu-batuan, pasir mungkin akan ikut langka juga. Gimana ga? sekarang ini lagi booming-boomingnya pembangunan perumahan, gedung-gedung bertingkat, banyak developer yang mengembangkan bisnis di bidang properti, yang katanya mengusung konsep go green alias ramah lingkungan. Biasanya sih pihak developer membuat lahan terbuka serba hijau guna mengurangi emisi,  tapi apa bangunan ramah lingkungan hanya sekedar membuat taman hijau, lalu bagaimana dengan penggunaan bahan bangunannya? apakah sudah menggunakan konsep ramah lingkungan juga? salah satu tindakan preventif guna mengurangi emisi gas rumah kaca juga dapat dilakukan dengan menggunakan material/bahan bangunan yang ramah lingkungan lho.

Kita juga mesti perduli sama yang satu ini, karena semakin menipisnya bahan bangunan yang berasal dari sumber daya alam menyebabkan semakin langkanya bahan bangunan ke depannya.  Selain itu, kelangkaan juga menyebabkan orang melakukan cara liar untuk mengambil hasil bumi seperti penambangan pasir ilegal dan pengerukan tanah liar. Karenanya untuk meminimalisasi perbuatan yang tidak terpuji itu sekaligus untuk menjaga sumber daya alam yang ada saat ini, kita mesti melek teknologi agar paham dan bisa melakukan inovasi untuk menghasilkan bahan bangunan yang ramah lingkungan. Pemanfaatan limbah agro adalah salah satu inovasi menuju bangunan masa depan yang ramah lingkungan. Kebanyakan kita taunya limbah agro untuk biofuel (tongkol jagung) dan biomassa (sekam padi, jerami, serbuk gergaji). Tapi kalo limbah agro menjadi bahan bangunan ramah lingkungan belum tau kan?

Ada beberapa inovasi dari limbah agro hasil dari Balai Penelitian dan Pengembangan Pekerjaan Umum, yang bisa digunakan menjadi bahan bangunan masa depan yang ramah lingkungan diantaranya:

1. Genteng semen ijuk adalah genteng beton yang dibuat dari campuran pasir, semen dan ijuk sebagai pengisinya. Genteng semen ijuk ini juga dapat digunakan sebagai penutup atap sama seperti genteng lainnya.

2. Panel serat tebu berbentuk papan yang terbuat dari serat tebu. Papan ini dapat digunakan untuk langit-langit dan dinding partisi non-struktural bangunan. Serat tebu juga disebutkan dapat mengurangi pencemaran lingkungan.

3. Panel Sekam padi hampir sama dengan panel serat tebu. Setelah sekam padi direndam dalam air atau digiling dicampur dengan semen dan dicetak dengan alat manual, perbandingannya 1 semen : 4 sekam padi atau maksimum 20 %.

4. Sawit block dapat menghasilkan bahan bangunan berupa conblock yang dapat digunakan untuk dinding partisi non-struktural bangunan.

Sayangnya, cukup sulit untuk mendapatkan gambar produk bahan bangunan ramah lingkungan buatan Balai Penelitian dan Pengembangan Pekerjaan Umum (BalitbangPU) itu. Sementara itu, sebagai bahan perbandingan mari kita lihat beberapa limbah agro yang dijadikan bahan bangunan ramah lingkungan di luar negeri, mungkin dengan melihat beberapa inovasi dari luar negeri ini dapat menginspirasi kita untuk terus memanfaatkan limbah agro yang ada di Indonesia yang berpotensi menjadi bahan bangunan ramah lingkungan. Beberapa diantaranya adalah:

Affordable-building-materials-from-recycled-waste

Gambar diambil dari sini

1. Panel dari sekam padi, tongkol jagung dan kulit singkong. Ketiganya menghasilkan serat alami yang dapat dijadikan panel konstruksi murah dengan perekat berbasis tannin. Panel tersebut dapat mengurangi biaya konstruksi dan mengurangi ketergantungan pada bahan bangunan impor.

strawjeted02

Gambar diambil dari sini

2. Komponen struktur bangunan dari batang limbah pertanian. Sebuah perusahaan di Oregon telah mengembangkan proses unik untuk menghasilkan struktur bangunan dari batang limbah pertanian dengan menciptakan sebuah mesin yang membuat balok dari batang limbah pertanian untuk konstruksi bangunan.

Semoga, ulasan ini memberikan manfaat bagi kita semua untuk terus berinovasi guna menghasilkan berbagai bahan bangunan untuk bangunan masa depan yang ramah lingkungan. Hal ini tentu sudah sejalan dengan salah satu misi dari BalibangPU yaitu menghasilkan teknologi dan rumusan kebijakan permukiman yang bermanfaat, aplikatif, inovatif dan kompetitif serta berwawasan lingkungan.

Nah, sekarang giliran kita, anda sendiri apa misi anda untuk masa depan yang lebih baik?

Referensi:
http://puskim.pu.go.id/produk-litbang/teknologi-terapan
http://puskim.pu.go.id/produk-litbang/teknologi-terapan/pemanfaatan-limbah-agro
http://puskim.pu.go.id/produk-litbang/teknologi-terapan/fenomena-gas-rumah-kaca
http://inhabitat.com/strawjet/
http://retaildesignblog.net/2011/11/03/affordable-building-materials-from-recycled-agricultural-waste/

“Tulisan ini diikutsertakan dalam event “Sayembara Penulisan Blog 2013” yang diselenggarakan oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia

Basic RGB