Peran Masyarakat dalam Pengendalian TB di Indonesia

Indonesia terdiri dari dua ratus juta lebih penduduk dimana tersebar dari Sabang sampai Merauke. Peta kesehatan di Indonesia pun cukup beragam termasuk terkait penyakit TB. Tentu saja pasien TB tersebar hingga ke pelosok-pelosok nusantara. Meski memang masyarakat yang tinggal di daerah bagian Timur Indonesia disebut-sebut sangat rawan terjangkit TB (Tuberkulosis).

sembuhkan TB

Hasil penelitian Badan Litbangkes pada serial Riskesnas baik 2007 maupun 2010, diperoleh beberapa fakta tentang TB, diantaranya TB masih merupakan penyebab utama kematian terutama diwilayah timur Indonesia. Kedua, pengetahuan dan pemahaman tentang TB dan penularannya masih rendah. Ketiga, banyak penderita TB yang tidak tuntas dalam pengobatan.

Bagian pelosok dan daerah perbatasan dari Indonesia masih banyak yang tidak terjangkau karena sulitnya akses untuk pengobatan TB. Oleh karena itu ini menjadi tanggungjawab kita bersama agar akses dan informasi mengenai TB bisa sampai kepada mereka. Karena bukan tidak mungkin karena keterlambatan penanganan akhirnya mereka menjadi resistan obat dan semakin sulit diobati. Selain itu juga jika tidak segera kita temukan 1/3 kasus TB yang belum terakses itu, maka penyebaran penyakit TB akan semakin luas, ini jelas tidak kita ingini terjadi. Karenanya, kita perlu dan harus meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang TB dan penularannya di masyarakat Indonesia.

Kita semua mengetahui bahwa Tuberkulosis adalah masalah kesehatan yang serius di Indonesia maupun di dunia. Indonesia tercatat sebagai penyumbang kasus nomor empat terbesar di dunia setelah India, Cina dan Afrika Selatan. TB juga menjadi penyebab kematian tertinggi kedua di Indonesia setelah stroke. Dan diperkirakan ada 430 ribu kasus TB baru, dan 169 orang diantaranya meninggal setiap harinya. Kondisi ini sangat kritis jika tidak ditangani dengan strategi yang tepat.

Ada 4 kelompok di masyarakat yang sangat rentan terkena TB :

1. Masyarakat usia produktif dengan sosial ekonomi yang kurang menguntungkan

2. Masyarakat dengan HIV AIDS

3. Masyarakat yang hidup dalam kemiskinan, lingkungan yang kumuh, padat dan terbatasnya akses untuk perilaku hidup bersih dan sehat

3. Wanita hamil dan anak-anak

Strategi kunci untuk dapat menemukan sepertiga kasus TB yang ‘hilang’ dan tidak terlaporkan serta untuk menjangkau kasus TB pada kelompok rentan dapat dilakukan dengan cara :

1. Berperan Aktif Menjadi Informan TB di Masyarakat

Saya sendiri sebagai bagian dari masyarakat menyadari bahwa memang peran aktif masyarakat terhadap TB masih rendah. Buktinya, masih banyak orang-orang yang belum paham tentang TB dan penularannya. Sebelumnya saya tidak pernah mengetahui secara detil tentang TB namun setelah turut aktif memberi informasi seputar TB melalui blog, alhamdulillah ilmu tentang TB bertambah banyak dan semakin mudah menjelaskan kepada teman, saudara dan orang sekitar saya. Baru-baru ini, seorang teman bertanya panjang lebar pada saya tentang TB karena di kantornya ada seseorang yang memiliki penyakit TB. Teman saya dapat dengan leluasa bertanya apapun tanpa merasa malu atau sungkan kepada saya sepanjang saya mengetahui jawabannya, jika belum puas saya akan bantu mencari informasi sebanyak-banyaknya dan seakurat-akuratnya untuk membantunya memahami TB. Ini contoh nyata yang saya alami sendiri, ternyata memang peran aktif kita sebagai masyarakat terhadap TB harus ditingkatkan demi pengendalian TB di Indonesia. Secara pribadi, kita juga bisa mnyebarkan informasi tentang TB dan penularannya seluas-luasnya melalui sosial media. Ini bisa juga menjadi pilihan jitu guna turut membantu tersebarnya berbagai informasi terkait TB dan penularannya di masyarakat luas.

1

Oleh karena itu membekali diri dengan ilmu, mencari banyak referensi dan bacaan serta bertanya pada yang lebih ahli mengenai TB juga bisa membantu ditemukannya 1/3 kasus TB yang belum terakses atau terlaporkan. Setidaknya jadilah pribadi yang bermanfaat sebagai sumber informasi dan bertanya dari orang-orang yang kita kenal dan lingkungan sekitar kita tinggal tentang TB.  Strategi ini saya yakini paling ampuh karena dengan menjadikan diri sebagai sumber informasi TB alias Informan TB maka dimanapun masyarakat Indonesia yang memiliki penyakit TB berada dapat dengan cepat ditemukan.

2. Berperan Aktif dalam Organisasi atau Gerakan TB di Daerah Tempat Tinggal Masing-masing

Sebenarnya saya yakin ada cukup banyak organisasi di Indonesia yang bahu-membahu dan terus berupaya dengan aktif dalam menemukan 1/3 kasus TB yang belum terakses tersebut. Sebut saja dua diantaranya adalah: FSTPI (Forum Stop TB Partnership Indonesia) dan TB Indonesia.

Saat ini ada 65 anggota FSTPI terdiri dari 8 kelompok, yaitu pemerintah,organisasi berbasis masyarakat, akademis, ikatan profesi, sector swasta, institusi pelayanan kesehatan, mitra internasional dan perorangan. Diharapkan dalam waktu dekat keanggotaan Forum bertambah yaitu kaum muda sebagai penerus bangsa. Dalam rangka dalam mengatasi kasus TB, FSTPI sendiri memiliki 11 langkah yang perlu dilakukan, diantaranya :

1.  Bekerja sama dan berperan aktif mengendalikan TB sesuai potensi masing-masing.
2. Mendesak pemerintah Pusat dan daerah segera menambahkan anggaran pengendalian TB.
3. Mendorong pemerintah pusat dan daerah segera menyusun kebijakan yang mendukung upaya pengendalian TB dan menjamin pelaksanaanya dengan tepat.
4. Mendorong dan memfasilitasi terlaksananya pelayanan TB standar di semua fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta.
5. Meningkatkan penanggulangan TB di lingkungan khusus, seperti tempat kerja, lembaga pemasyarakatan, dan wilayah kumuh-miskin serta kelompok rentan TB.
6. Menyebarluaskan informasi tentang TB kepada masyarakat dan stakeholder.
7. Menghimbau berbagai pihak untuk member kontribusi dana, sarana, prasarana, sumber daya manusia dan pemikiran/ide untuk peningkatan pengendalian TB.
8. Meningkatan penelitian dan pemanfaatan hasilnya untuk mendukung kemajuan program pengendalian TB.
9. Forum Stop TB Partnership Indonesia segera mengembangkan dan membentuk forum serupa di setiap provinsi sebelum tahun 2016.
10. Saling memberikan bantuan teknis untuk meningkatkan kemampuan anggota forum.
11. Berperan aktif dalam jejaring nasional dan kerja sma global untuk mewujudkan “zero TB death” “zero new TB infection, zero TB suffering and stigma”.

Untuk anda yang ingin terjun langsung di lapang, bisa bergabung dengan kelompok PETA (Pejuang Tangguh) TB yang ada di TB Indonesia. Adanya kelompok ini menunjukkan bahwa pada dasarnya masyarakat dan bangsa Indonesia sudah memulai sebuah gerakan ke arah yang lebih baik yaitu dengan ‘PEDULI’ pada sesama. Harapannya tentu dengan semakin banyaknya yang bergabung menjadi kelompok PETA TB, maka dapat meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia.

Selain itu, anda bisa juga berperan aktif dalam pengendalian TB dengan menjadi relawan di berbagai organisasi non profit yang turun langsung mengedukasi masyarakat maupun pasien TB di rumah-rumah sakit untuk mendampingi dan mendukung mereka dalam proses pengobatan. Menjadi relawan TB memang perlu digalakkan di masyarakat Indonesia, karena dengan semakin banyak relawan TB yang tersebar di seluruh Indonesia akan semakin mudah kita mengakses kasus TB yang tidak terlihat selama ini.

Menjangkau kawula muda untuk aktif dalam pengendalian TB juga dapat dilakukan dengan membuat organisasi peduli TB pada kesiswaan atau kemahasiswaan di sekolah-sekolah maupun di kampus-kampus yang tersebar di seluruh Indonesia. Menurut saya, jumlah anak muda yang banyak dengan semangatnya yang tinggi dapat dimanfaatkan untuk ambil bagian dalam berperan menemukan kasus TB yang tak terlaporkan. Cara ini juga sekaligus dapat mengedukasi anak-anak sekolah maupun mahasiswa tentang TB dan penularannya. Semakin cepat mereka dibekali tentang TB semakin banyak kasus TB yang bisa kita tekan ke depannya.

Strategi-strategi kunci di atas baik menjadi informan TB maupun menjadi bagian aktif di sebuah organisasi atau gerakan TB di daerah tempat tinggal masing-masing maupun di sekolah dan kampus, saya yakini dapat membantu menemukan kasus TB di Indonesia yang selama ini belum terlihat dan menyerang 4 kelompok rentan terkena TB. Strategi kunci tersebut juga sekaligus dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang TB dan penularannya. Dengan demikian diharapkan ke depannya pasien TB dapat mengakses pengobatan, didampingi oleh orang-orang yang peduli hingga dapat sembuh total.

Saya, anda, pemerintah, berbagai organisasi dan seluruh masyarakat sangat berperan dalam pengendalian TB di Indonesia

Nah, sudahkah anda ambil bagian dalam menemukan sepertiga kasus TB yang tak terlaporkan?

sembuhkan TB

Sumber Referensi:

http://www.tbindonesia.or.id
http://www.stoptbindonesia.org
http://www.depkes.go.id
http://www.pppl.kemkes.go.id
http://www.cdc.gov
http://www.who.org
http://www.kncv.or.id
http://www.fhi.org

 

10 thoughts on “Peran Masyarakat dalam Pengendalian TB di Indonesia

Leave a reply to Putri Cancel reply